Tepat 21 tahun yang lalu.
Jadii... tadi aku lagi FSLK kan sama ketua ketua LK di FKM buat nge floorin tentang gerakan #goFKM ke semuanya. Di tengah tengah rapat, tibatiba mamah nanya, "pp mamah bagus ngga ?". Terus aku liat kannn.... dan ternyata pp nya dia itu adalah foto pernikahan nya, lagi anniversary yang ke 21 tahuunnn. Terus dia masang status "...21 years ago. I miss you :* :'(".
Dan seketika aku liat itu, Dada aku sakit bgt dan langsung nangis mendadak. It bursted out. Bukan nangis yang dari baper liat nya terus terhenyuh terus keluar air mata, bukaannn. Tapi begitu aku liat, langsung reflex nangis yang air mata nya keluar terus terusan gttt. Bahkan sampai akhir nya aku keluar ruangan buat nenangin dirii. Terus karna tadi aku merasakan hal membuat perasaan ku gundah gulana, jadi aku mau nge post di blog inii. Udah lama juga ngga nge post di blog. Pingin mengaktifkan ulanggg xixixi.
Tepat 21 tahun yang lalu.
Ayah dan mama ku menikah
Ya, pernikahan yang sederhana namun penuh rasa syukur. Dari sini dimulailah sejarah baru yang tentunya awal mula hadir nya aku di dunia.
Ayah dan mama ku mempunyai latar belakang kehidupan yang jauh berbeda. Ayah dibesarkan di lingkungan berkebudayaan Sumatera, dia keturunan bantak, cenderung keras. Sedangkan mama dilahirkan dengan adat sunda yang kental, mungkin bisa dibilang lemah gemulai. Kalau kalian tinggal dengan ku, aku pun heran mengapa mereka bisa bersama padahal mempunyai watak yang saling bertolak belakang. Ayah kalau berbicara, suka dengan nada tinggi, ya memang sudah kebiasaan, bukan sedang marah. Sedangkan mamah merupakan sosok yang sangat baper kalau kata anak jaman sekarang, sedikit sedikit memikirkan hal kecil dan gampang sakit hati, termasuk kalau dibentak ayah (Padahal ayah ngga bermaksud ngebentak sih, mamah aja yang sensitip wkwkwk). Tapi dari hal itu, aku benar benar merasakan bahwa cinta tak butuh kesamaan, tapi butuh rasa menghargai perbedaan satu sama lain. Yang menurut ku, mereka benar benar menjalankan hal itu, setau ku itu yang terbaik.
Ayah dan mamah ku juga tidak seperti roman remaja atau sinetron percintaan. Tak pernah rasanya ayah membelikan bunga, atau membelikan hadiah seperti penunjukkan rasa cinta yang ada di film film. Tapi aku tau, betapa setiap tindakan dan usaha yang ia lalukan selalu berlandaskan cintanya pada mama dan anak anak. Betapa setiap perjuangan yang ia laksanakan merupakan pembuktian cintanya pada keluarga. Betapa setiap keringat yang jatuh dari keningnya merupakan cara nya menunjukkan ketulusan di hati nya. Ayah dan mama mengajarkan ku mengenai cinta, dalam kesederhanaan.
Terakhir terakhir, mereka berdua sering sekali bertengkar. Entah mengapa, adaaa.... saja setiap hari yang membuat mamah ngambek sama ayah. Dan ayah bingung dan ngga berbuat apa apa. Walaupun brantem nya ngga pernah sampe seharian. Dan terakhir sekali, keluarga kami benar benar diguncangkan dengan berbagai masalah, termasuk finansial yang sangat menguras perasaan. Tapi mama selalu percaya sama ayah. Dan ayah selalu percaya bahwa setiap permasalahan pasti ada pemecahannya. Kekuatan rasa percaya yang mereka ajarkan pada anak anak nya, termasuk aku. Dengan kekuatan percaya itu pun, semua masalah besar itu tak terasa. Bahwa kita harus percaya sama Allah yang sudah menakdirkan semua ini, yang terbaik.
And in the very last time, kita semua percaya, bahwa walaupun raga ayah sudah tidak ada, rasa cinta kita ke ayah dan sebaliknya akan selalu ada.
Ayah dan mama ku mempunyai latar belakang kehidupan yang jauh berbeda. Ayah dibesarkan di lingkungan berkebudayaan Sumatera, dia keturunan bantak, cenderung keras. Sedangkan mama dilahirkan dengan adat sunda yang kental, mungkin bisa dibilang lemah gemulai. Kalau kalian tinggal dengan ku, aku pun heran mengapa mereka bisa bersama padahal mempunyai watak yang saling bertolak belakang. Ayah kalau berbicara, suka dengan nada tinggi, ya memang sudah kebiasaan, bukan sedang marah. Sedangkan mamah merupakan sosok yang sangat baper kalau kata anak jaman sekarang, sedikit sedikit memikirkan hal kecil dan gampang sakit hati, termasuk kalau dibentak ayah (Padahal ayah ngga bermaksud ngebentak sih, mamah aja yang sensitip wkwkwk). Tapi dari hal itu, aku benar benar merasakan bahwa cinta tak butuh kesamaan, tapi butuh rasa menghargai perbedaan satu sama lain. Yang menurut ku, mereka benar benar menjalankan hal itu, setau ku itu yang terbaik.
Ayah dan mamah ku juga tidak seperti roman remaja atau sinetron percintaan. Tak pernah rasanya ayah membelikan bunga, atau membelikan hadiah seperti penunjukkan rasa cinta yang ada di film film. Tapi aku tau, betapa setiap tindakan dan usaha yang ia lalukan selalu berlandaskan cintanya pada mama dan anak anak. Betapa setiap perjuangan yang ia laksanakan merupakan pembuktian cintanya pada keluarga. Betapa setiap keringat yang jatuh dari keningnya merupakan cara nya menunjukkan ketulusan di hati nya. Ayah dan mama mengajarkan ku mengenai cinta, dalam kesederhanaan.
Terakhir terakhir, mereka berdua sering sekali bertengkar. Entah mengapa, adaaa.... saja setiap hari yang membuat mamah ngambek sama ayah. Dan ayah bingung dan ngga berbuat apa apa. Walaupun brantem nya ngga pernah sampe seharian. Dan terakhir sekali, keluarga kami benar benar diguncangkan dengan berbagai masalah, termasuk finansial yang sangat menguras perasaan. Tapi mama selalu percaya sama ayah. Dan ayah selalu percaya bahwa setiap permasalahan pasti ada pemecahannya. Kekuatan rasa percaya yang mereka ajarkan pada anak anak nya, termasuk aku. Dengan kekuatan percaya itu pun, semua masalah besar itu tak terasa. Bahwa kita harus percaya sama Allah yang sudah menakdirkan semua ini, yang terbaik.
And in the very last time, kita semua percaya, bahwa walaupun raga ayah sudah tidak ada, rasa cinta kita ke ayah dan sebaliknya akan selalu ada.
Huwaaahh ku jadi baper parah nih
At this moment, I miss my home, with ayah and mama there. Miss them.
At this moment, I miss my home, with ayah and mama there. Miss them.
Comments
Post a Comment